Iklan |
Teka-Teki |
"Jimmy lupakan surat wasiat itu. Ingat, aku kemari hanya untuk mencari keberadaan ibuku." Itu benar, alasan Jimmy dan Silina berada ditempat ini adalah karena ibu Silina. Sepuluh tahun yang lalu Ibu Silina menghilang. Tidak, dia bukan Avatar. Berdasarkan cerita yang didengar Jimmy, suatu pagi Mr. Domian- ayah Silina memberitahu Silina bahwa dia tidak dapat menemui ibunya untuk sementara waktu. Waktu berlalu namun keberadaan tentang ibu Silina tidak pernah terdengar bahkan sampai akhir hidup Mr. Domian. Silina bertanya ratusan kali namun Mr. Domian menutup mulutnya. "..Silina mendapat 20% huh? Yah, aku tidak keberatan." Johan mengusap dagunya sembari melihat Silina. Silina tertunduk saat Johan menatapnya. Pada saat itu, Jimmy bergerak maju didepan Silina menutupi pandangan Johan. Johan melihat hal itu dan tertawa seolah hal itu lucu. Dia lalu kembali mengarahkan pandangannya kearah Simon. "Simon, surat wasiat ini jelas. Tidak ada masalah. Apa yang aku inginkan adalah mendengar isi surat kecil dikantungmu itu." Simon mengangguk
mendengar hal itu. Dia lalu mengambil sebuah surat kecil dari kantungnya. "Seperti yang kalian tahu, Master Domian telah membuatku bersumpah bahwa aku harus membacakan surat ini hanya jika aku, Tuan muda Yeri, Tuan muda Johan, dan Nona muda Silina telah berada dipulau ini.. Kalian juga tahu pria tua sepertiku telah menjadi pelayan Master Domian sejak aku muda. Aku tidak mungkin mengingkari kesetianku." "..tapi aku dengar, belakangan kau cukup dekat dengan Yeri?" Johan tersenyum sinis menimpali ucapan Simon. Yeri yang melipat kedua tangannya lalu berucap dengan pandangan tajam. "Apa maksudmu kak Johan?" "Tidak, aku hanya berharap tidak ada yang disembunyikan Simon." Kedua saudara laki-laki Silina itu saling memandang satu sama lain seolah tidak ada yang mau mengalah. Pada saat itu, Simon menengahi mereka dengan berbicara. "Aku tidak berani menyembunyikan apapun! Aku juga belum membuka surat ini. Kalian bisa melihat bahwa surat ini masih tersegel." Simon menunjukan surat kecil ditangannya kehadapan semua orang. Simon lalu Kembali berbicara. "Mr. Domian, berkata bahwa surat ini bersifat sangat rahasia dan hanya boleh dibuka jika berada di pulau ini. Selain karena keamanan, surat ini mengatakan hal yang kita cari berada di villa depan." "Hpmh-!" Johan memalingkan pandangannya dari Yeri. Semua orang melihat bahwa surat tersebut masih tersegel dengan rapi, sehingga itu bisa membuktikan bahwa surat tersebut memang belum pernah dibuka sebelumnya. "Sekarang, aku akan membuka surat ini dan membacakan isinya didepan kalian semua. Apakah kalian semua setuju?" Johan mengangguk, begitu juga dengan Yeri. Silina tidak berbicara, dia hanya memperhatikan kedua saudaranya dengan diam. Akan tetapi, dia juga menyetujuinya. "Aku membukanya.." "Ini.." Jimmy mendengar isi surat yang dibacakan Simon. Satu hal yang muncul dalam pikirannya adalah ini sebuah teka-teki. |
![]() ![]() |